Minggu, 19 Juni 2011

DISPAREUNIA


Beberapa wanita pernah mengalami ketidaknyamanan atau rasa sakit saat melakukan hubungan intim. Rasa sakit ketika berhubungan intim pada wanita dalam istilah kedokteran dikenal dengan Dispareunia. Rasa sakit ini bisa di bagian luar dari vagina, di bagian dalam vagina, atau bisa pula jauh di dalam daerah perut ataupun panggul, demikian menurut pendapat dari H.winter Griffith, MD. Rasa sakit ini timbul bisa pada saat berhubungan, saat di pertengahan, ketika orgasme, ataupun ketika selesai berhubungan suami-istri.
Rasa nyeri, sakit, dan bentuk-bentuk gangguan selama berhubungan intim, tentu saja dapat mengganggu kenikmatan dan kelanggengan dalam berhubungan intim. Menurut Dr Miriam Stoppard dalam buku “Panduan Kesehatan Keluarga”, nyeri tersebut mungkin bersifat superfisial, dan terjadi pada vulva atau Miss V, atau di dalam panggul. Penyebabnya mungkin bersifat psikologis atau fisik.
Dispareunia adalah suatu kondisi dimana timbulnya rasa sakit pada kelamin atau area kelamin saat hubungan seksual berlangsung. Dan ini merupakan salah satu gangguan seksual yang tanpa disadari pernah dialami oleh sepasang suami-istri kala bercinta.

2.2        Faktor-faktor Penyebab Dispareunia
Faktor pasangan sebagai pemicu rasa nyeri diantaranya akibat ukuran alat vital yang tergolong besar terutama saat ereksi sementara lubang Miss V sempit dan juga bisa disebabkan oleh karena kurangnya lubrikasi. Rasa nyeri juga timbul bila hubungan intim terjadi karena alat vital menyentuh leher rahim dan kesalahan persepsi lelaki dalam memberi kesenangan seksual dengan membuat gerakan menghentak.
Sementara faktor fisik yang memicu nyeri saat hubungan intim adalah vaginismus. Keadaan ini akibat otot Miss V yang kejang terutama disebabkan oleh rasa takut sakit yang berlebihan.
Keadaan ini dapat segera diatasi apabila mengenal faktor-faktor penyebabnya terlebih baik faktor emosional maupun faktor fisik. Berikut beberapa faktor fisik lain penyebab hubungan intim terasa sakit selain vaginismus, yaitu :
1. Kekurangan cairan
Kekurangan cairan dapat menyebabkan hubungan intim terasa sakit. Hal ini disebabkan karena terlalu tegang, gugup dan tidak santai. Ketidakmampuan pasangan untuk melakukan foreplay menjadi penyebab umum terutama ketika foreplay yang dilakukan tidak maksimal.

2. Menopause
Perempuan yang memasuki usia menopuse memang sangat mungkin bila hubungan intim akan terasa sakit. Hal ini terkait dengan menurunnya hormon seks pada perempuan. Kondisi ini dapat diatasi pil HRT atau cream hormon termasuk bantuan cairan pelicin bias.

3. Infeksi
Alat kelamin perempuan menjadi tempat yang sangat rentan terkena infeksi. Infeksi pula yang menyebabkan sakit saat hubungan intim. Untuk mengatasinya, kenali lebih dahulu penyebab infeksi apakah disebabkan bakteri atau jamur kemudian lakukan tindakan penyembuhan.

4. Lecet pada organ seksual
Lecet biasa terjadi pada vulva yang disebabkan hubungan intim yang dipaksakan sehingga ketika hubungan intim vulva akan terasa perih. Namun lecet yang lebih umum terjadi akibat pelebaran mulut miss V saat melahirkan.

Pada pria, Dispareunia hampir bisa dipastikan dikarenakan penyakit atau gangguan fisik, berupa infeksi pada penis, buah zakar, saluran kencing, kelenjar prostat atau kelenjar kelamin lainnya. Apabila Dispareunia disebabkan oleh infeksi kelamin, maka bisa menimbulkan gejala lain, seperti alat vital membengkak, luka, kencing sakit dan mengeluarkan nanah, atau sperma berdarah.
Sedangkan faktor penyebab Dispareunia pada wanita lebih beragam. Namun demikian, ada dua faktor utama yang menyebabkan Dispareunia pada wanita, yakni perlendiran pada wanita tidak terjadi atau hanya sedikit dan infeksi atau adanya gangguan pada vagina dan sekitarnya.
Perlendiran pada area vagina yang sedikit atau tidak keluar sama sekali, bila dipaksakan dilakukannya penetrasi maka akan menimbulkan rasa sakit. Maka dari itu, sebaiknya lakukan rangsangan terlebih dahulu pada area tersebut dengan benar dan tepat.
Sedangkan faktor psikis yang bisa menjadi penyebab dari kelainan ini adalah kecemasan/ketakutan terhadap hubungan seksual atau kemarahan atau perasaan jijik terhadap mitra seksualnya.
Faktor ini lebih banyak disebabkan oleh trauma yang dialami sehingga membekas dalam ingatan, seperti misalnya kasus pemerkosaan, juga pengalaman seks pertama yang tidak menyenangkan atau dibawah tekanan. Selain itu juga karena adanya rasa takut hamil, karena memang belum mengharapkan adanya anak dalam keluarga (menikah pada usia muda). Faktor pemanasan yang kurang lama dan maksimal pada istri, juga dapat menyebabkan despareunia. Posisi pada waktu bercinta juga banyak pengaruhnya dalam nyeri saat senggama.

2.3        Penanganan Dispareunia (Nyeri Senggama)
                        Dispareunia bisa diatasi dengan dua cara, pertama dengan konseling seksual dan dengan diberikan obat-obatan.
                        Konseling biasanya akan diberikan pada Dispareunia yang disebabkan oleh hambatan gangguan lendir vagina. Jika berkonsultasi dengan dokter, Dr Miriam memastikan ia mungkin akan mengambil sediaan apus dari Miss V dan leher rahim untuk mencari kemungkinan infeksi, dan mungkin melakukan USG dan CT scan panggul untuk mencari kejanggalan. Jika tidak ditemukan kelainan, maka perlu mempertimbangkan kemungkinan penyebab psikologis.
                        Sedangkan obat-obatan diberikan pada Dispareunia yang disebabkan oleh penyakit atau gangguan kelamin, seperti infeksi. Menggunakan salep anestetik bisa mengurangi nyeri. Nyeri dan kejang otot bisa dicegah dengan mengoleskan pelumas sebanyak mungkin sebelum melakukan hubungan seksual. Lebih baik digunakan pelumas dengan pelarut air, karena pelumas dengan pelarut minyak cenderung akan membuat vagina kering dan juga bisa merusak kondom dan diafragma. Lebih lama melakukan foreplay (pemanasan sebelum melakukan hubungan seksual) bisa meningkatkan sekresi vagina.
                        Wanita yang telah memasuki masa menopause bisa menggunakan krim estrogen atau pil estrogen untuk meningkatkan pelumasan vagina dan mengatasi efek penipisan dinding vagina.
                        Infeksi dan peradangan vagina diatasi dengan obat yang sesuai. Jika vulva bengkak dan nyeri, bisa dikompres dengan verban yang telah dibasahi dengan larutan alumunium asetat.
         Penanganan lain, mungkin diperlukan pembedahan untuk:
·        Mengangkat kista atau abses.
·        Membuka selaput dara yang kaku.
·        Memperbaiki kelainan anatomi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar